52 BAHASA INDONESIA
PERHATIAN:
Jika tepi atas bilah digunakan
untuk pemotongan, gergaji mesin mungkin akan
berbelok ke arah Anda jika rantainya terjebak.
Untuk itu, potong dengan tepi bawah sehingga
gergaji akan menjauh dari tubuh Anda.
►
Gbr.29
Ketika Anda memotong kayu dalam kondisi yang
mengencang, potong sisi yang tertekan (A) lebih
dahulu. Kemudian lakukan potongan akhir dari sisi yang
mengencang (B). Hal ini mencegah terjebaknya bilah.
►
Gbr.30
Pemotongan cabang
PERHATIAN:
Pemotongan cabang hanya
dapat dilakukan oleh seorang yang terlatih.
Terdapat bahaya dari risiko hentakan balik.
Ketika memotong cabang, topang gergaji mesin pada
batang pohon jika memungkinkan. Jangan melakukan
pemotongan dengan ujung bilah, karena akan berisiko
terjadinya hentakan balik.
Perhatikan dengan saksama cabang kayu yang
mengencang. Jangan memotong cabang pohon yang
tidak didukung dari bawah.
Jangan berdiri di atas batang yang ditebang saat
melakukan pemotongan.
Pelubangan dan memotong sejajar
urat kayu
PERHATIAN:
Pelubangan dan memotong
sejajar urat kayu hanya dapat dilakukan
oleh seseorang yang telah terlatih khusus.
Kemungkinan terjadinya hentakan balik dapat
menyebabkan risiko cedera.
Lakukan pemotongan sejajar urat kayu sedapat
mungkin pada lapisan dangkal. Mohon berkonsentrasi
penuh saat melakukan pemotongan karena bamper
paku tidak dapat digunakan.
►
Gbr.31
Penebangan
PERHATIAN:
Penebangan hanya dapat
dilakukan oleh seorang yang telah terlatih.
Pekerjaan ini berbahaya.
Patuhi peraturan setempat jika Anda bermaksud
menebang pohon.
►
Gbr.32:
1.
Area penebangan
— Sebelum melakukan pemotongan, pastikan
bahwa:
•
Hanya orang-orang yang terlibat pada
pengerjaan penebangan tersebut yang
berada di sekitar tempat kerja;
•
Setiap orang yang terlibat memiliki jalan
mundur kosong dalam rentang sekitar
45° di kedua sisi poros penebangan.
Pertimbangkan risiko tersangkut kabel listrik;
•
Pangkal pohon terbebas dari benda asing,
akar dan cabang;
•
Tidak ada orang atau pun benda yang
berada dalam jarak 2 1/2 panjang pohon
pada arah pohon akan jatuh.
— Perhatikan hal yang berkaitan dengan tiap pohon
berikut ini:
•
Arah kecondongan pohon;
•
Cabang pohon yang kering dan mudah
patah;
•
Ketinggian pohon;
•
Tanaman yang menggantung;
•
Apakah pohon busuk atau tidak.
— Perhatikan kecepatan dan arah angin. Jangan
melakukan penebangan jika hembusan angin
terlalu kencang.
— Pemotongan akar yang mengembang: Mulai
dengan akar yang mengembang yang paling
besar. Lakukan pemotongan secara vertikal
terlebih dahulu, kemudian secara horizontal.
— Berdirilah pada sisi pohon jatuh. Tetap kosongkan
area belakang dari pohon yang jatuh hingga 45°
di kedua sisi poros pohon (lihat gambar “area
penebangan”). Perhatikan cabang pohon yang
jatuh.
— Jalur penyelamatan diri harus direncanakan dan
dibersihkan sebelum pemotongan dimulai. Jalur
penyelamatan diri harus diperluas ke belakang
dan diagonal ke belakang dari garis penebangan
seperti ilustrasi pada gambar.
►
Gbr.33:
1.
Arah penebangan
2.
Zona bahaya
3.
Rute penyelamatan
Ketika menebang pohon, ikuti prosedur di bawah ini:
1.
Potong skarf sedekat mungkin dengan tanah.
Pertama lakukan pemotongan horizontal sedalam
1/5 -1/3 dari diameter batang pohon. Jangan membuat
skarf terlalu besar. Kemudian lakukan pemotongan
diagonal.
►
Gbr.34
CATATAN:
Skarf tersebut menentukan arah pohon
tersebut akan roboh, dan mengarahkannya. Skarf
dibuat pada sisi ke arah mana pohon akan roboh.
2.
Buatlah potongan di belakang sedikit lebih tinggi
dari potongan dasar skarf. Potongan belakang tersebut
harus benar-benar horizontal. Sisakan sekitar 1/10 dari
diameter batang antara potongan belakang dan skarf.
Serat kayu pada bagian batang yang belum terpotong
berfungsi sebagai engsel. Masukkan baji ke dalam
potongan belakang tepat pada waktunya.
►
Gbr.35
PERINGATAN:
Jangan memotong tepat
melalui serat kayu dalam kondisi apa pun.
Jika
tidak pohon akan roboh tak terkendali.
PEMBERITAHUAN:
Hanya baji plastik dan
aluminium yang dapat digunakan untuk menjaga
potongan belakang tetap terbuka. Penggunaan
baji besi dilarang.
Summary of Contents for UC015G
Page 2: ...2 Fig 1 1 2 3 4 5 6 11 13 15 12 9 14 16 7 8 10 Fig 2 ...
Page 3: ...3 1 1 2 3 Fig 3 1 2 Fig 4 1 2 Fig 5 1 2 Fig 6 2 3 1 2 3 1 Fig 7 1 Fig 8 ...
Page 4: ...4 1 Fig 9 1 2 Fig 10 1 Fig 11 1 Fig 12 2 1 Fig 13 2 1 3 Fig 14 1 2 Fig 15 ...
Page 5: ...5 1 Fig 16 1 Fig 17 1 2 Fig 18 1 Fig 19 1 2 Fig 20 2 3 1 Fig 21 1 2 Fig 22 ...
Page 6: ...6 1 2 3 Fig 23 1 2 Fig 24 Fig 25 Fig 26 Fig 27 Fig 28 Fig 29 ...
Page 8: ...8 30 30 55 55 Fig 38 1 2 Fig 39 30 1 5 1 Fig 40 Fig 41 Fig 42 Fig 43 1 2 Fig 44 1 2 Fig 45 ...
Page 9: ...9 1 2 Fig 46 ...
Page 107: ...107 ...